Monotrophic Diet Side Effect: Bahaya Diet Ekstrem yang Perlu Kamu Tahu

1 week ago 22

ringkasan

  • Monotrophic diet dapat menyebabkan defisiensi nutrisi karena hanya mengonsumsi satu jenis makanan, padahal tubuh memerlukan beragam nutrisi.
  • Kekurangan protein akibat diet ini dapat menyebabkan penurunan massa otot dan memperlambat metabolisme tubuh.
  • Diet monotropik berpotensi menimbulkan gangguan pencernaan, kelelahan, dan perubahan mood akibat kurangnya serat dan nutrisi.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, apakah kamu pernah mendengar tentang monotrophic diet? Diet ini adalah pola makan ekstrem yang hanya memperbolehkan konsumsi satu jenis makanan atau kelompok makanan saja. Meski mungkin menjanjikan penurunan berat badan yang cepat, monotrophic diet side effect sangat berbahaya bagi kesehatan jika dilakukan dalam jangka panjang. Apa saja efek samping yang perlu diwaspadai?

Diet monotropik menjadi populer karena dianggap sebagai cara cepat untuk menurunkan berat badan. Metode ini bekerja dengan membatasi asupan kalori secara drastis, sehingga tubuh terpaksa membakar cadangan lemak. Namun, di balik penurunan berat badan yang instan, terdapat risiko kesehatan serius yang mengintai.

Dilansir dari berbagai sumber, kita akan membahas secara mendalam tentang monotrophic diet side effect yang perlu kamu ketahui. Tujuannya agar Sahabat Fimela dapat membuat keputusan yang tepat terkait pola makan dan kesehatan.

Monotrophic Diet Side Effect: Defisiensi Nutrisi yang Mengancam

Efek samping yang paling signifikan dari diet monotropik adalah defisiensi nutrisi. Mengonsumsi hanya satu jenis makanan akan menyebabkan tubuh kekurangan berbagai vitamin, mineral, protein, lemak, dan nutrisi penting lainnya. Padahal, nutrisi tersebut dibutuhkan agar tubuh dapat berfungsi dengan baik.

Kekurangan nutrisi dapat berdampak buruk pada berbagai aspek kesehatan, seperti sistem imun yang melemah, tingkat energi yang menurun drastis, dan gangguan pada fungsi organ vital. Kekurangan protein, misalnya, dapat menyebabkan penurunan massa otot yang signifikan.

Berikut adalah beberapa contoh defisiensi nutrisi yang mungkin terjadi akibat diet monotropik:

  • Kekurangan vitamin B12: Menyebabkan anemia dan kerusakan saraf.
  • Kekurangan vitamin D: Menyebabkan masalah tulang dan gangguan sistem imun.
  • Kekurangan zat besi: Menyebabkan anemia dan kelelahan kronis.

Penurunan Massa Otot dan Metabolisme Melambat Akibat Diet Monotropik

Monotrophic diet side effect lainnya adalah penurunan massa otot. Kekurangan protein dapat menyebabkan tubuh memecah massa otot untuk mendapatkan asam amino. Asam amino ini dibutuhkan untuk menjalankan fungsi tubuh yang penting.

Penurunan massa otot tidak hanya membuat tubuh menjadi lemah, tetapi juga memperlambat metabolisme. Akibatnya, tubuh akan lebih sulit membakar kalori dan lemak, sehingga proses penurunan berat badan menjadi terhambat. Bahkan, berat badan yang sudah turun pun akan lebih mudah naik kembali.

Selain itu, penurunan massa otot juga dapat menyebabkan:

  • Penurunan kekuatan dan daya tahan tubuh.
  • Peningkatan risiko cedera.
  • Gangguan keseimbangan dan koordinasi.

Gangguan Pencernaan dan Kelelahan Ekstrem

Diet monotropik juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti sembelit, diare, dan perut kembung. Hal ini disebabkan oleh kurangnya variasi serat dan nutrisi yang mendukung kesehatan saluran pencernaan. Serat sangat penting untuk menjaga kelancaran proses pencernaan dan mencegah masalah seperti sembelit.

Selain gangguan pencernaan, diet monotropik juga dapat menyebabkan kelelahan dan perubahan mood yang signifikan. Kekurangan nutrisi dapat membuat tubuh kekurangan energi dan memicu perubahan hormon yang memengaruhi suasana hati.

Beberapa gejala kelelahan dan perubahan mood yang mungkin terjadi antara lain:

  • Merasa lelah sepanjang waktu.
  • Sulit berkonsentrasi.
  • Mudah marah dan tersinggung.
  • Merasa cemas dan depresi.

Sahabat Fimela, penting untuk diingat bahwa diet monotropik bukanlah cara yang sehat dan berkelanjutan untuk menurunkan berat badan atau meningkatkan kesehatan. Jika kamu ingin mengubah pola makan, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan rencana makan yang aman, sehat, dan sesuai dengan kebutuhan tubuhmu.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Adinda Tri Wardhani

    Author

    Adinda Tri Wardhani
Read Entire Article
Health | Komunitas | Berita Hot |