Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, jumlah perokok di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Menurut Tenny Anggia Murni Pramono selaku Presiden Direktur Kenvue, saat ini, diperkirakan ada sekitar 70 juta orang yang masih aktif merokok, "12,4% diantaranya berusia 10-21 tahun" ujarnya pada press conference Rabu (11/06/2025). Jika tidak segera ditangani dengan serius, WHO memperkirakan jumlah perokok bisa naik hingga 37,5% pada tahun 2025.
Kondisi ini bukan hanya berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat, tapi juga menambah beban biaya kesehatan dan ekonomi negara. Melihat situasi ini, Kementerian Kesehatan RI bersama Kenvue dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), meluncurkan kampanye "Gerakan Berhenti Merokok untuk Indonesia Sehat", bertepatan dengan Hari Tanpa Tembakau Sedunia.
Kampanye ini bertujuan membantu siapa saja yang ingin berhenti merokok, baik yang baru mulai merokok maupun yang sudah lama kecanduan. Salah satu cara yang ditawarkan adalah Nicotine Replacement Therapy (NRT), atau terapi pengganti nikotin, seperti permen karet atau plester nikotin, yang terbukti secara medis bisa membantu proses berhenti merokok.
Upaya Pemerintah Menekan Jumlah Perokok
Jumlah perokok di Indonesia memang menurun secara persentase, namun secara jumlah justru meningkat akibat pertumbuhan penduduk dan naiknya angka perokok pemula, terutama remaja. Penggunaan rokok elektrik (vape) pun melonjak drastis hingga 10 kali lipat dalam setahun terakhir. Kondisi ini juga membuat semakin banyak anak-anak terpapar asap rokok sebagai perokok pasif.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya, mulai dari penerapan Kawasan Tanpa Rokok, layanan konseling berhenti merokok, hingga regulasi terbaru seperti PP No. 28 Tahun 2024 dan UU Kesehatan No. 17 Tahun 2023. Targetnya, seluruh puskesmas di Indonesia menyediakan layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM) yang terintegrasi dalam sistem data nasional SATUSEHAT pada tahun 2029.
Sementara itu, rokok elektrik tidak bisa dianggap sebagai solusi yang lebih aman. Menurut PDPI, vape tetap mengandung zat berbahaya yang bisa menyebabkan penyakit paru serius, bahkan kematian. Karena itu, tujuannya bukan sekadar berpindah dari rokok ke vape, melainkan membebaskan diri sepenuhnya dari nikotin.
Terapi Pengganti Nikotin Sebagai Solusi Efektif
Nicotine Replacement Therapy (NRT) hadir sebagai pendekatan berbasis ilmiah untuk membantu perokok berhenti. Produk-produk seperti permen karet nikotin, patch, tablet hisap, hingga semprotan mulut telah terbukti secara klinis dapat meredakan gejala putus nikotin dan meningkatkan peluang keberhasilan berhenti merokok.
NRT bekerja dengan memberikan dosis nikotin yang rendah dan aman, tanpa paparan ribuan zat beracun dari rokok atau vape. Bila digunakan bersamaan dengan dukungan konseling atau layanan medis, peluang keberhasilan berhenti merokok bisa meningkat hingga lima kali lipat dibandingkan hanya dengan niat sendiri.
Kolaborasi untuk Indonesia yang Lebih Sehat
Kenvue Indonesia mendukung penuh program pemerintah untuk berhenti merokok dengan menyediakan Nicorette®, satu-satunya farmakoterapi berhenti merokok yang telah disetujui BPOM dan masuk daftar WHO, serta menjamin ketersediaannya hingga ke daerah terpencil. Selain produk, Kenvue juga menjalankan program edukasi, pelatihan tenaga kesehatan, dan inisiatif digital untuk mendampingi proses berhenti merokok secara menyeluruh.
Sebagai bagian dari kolaborasi ini, tenaga kesehatan dibekali pelatihan mengenai risiko rokok dan vape, layanan UBM, serta keterampilan komunikasi untuk membantu perubahan perilaku pasien. Gerakan Berhenti Merokok menjadi langkah awal menuju generasi Indonesia yang lebih sehat, dengan kolaborasi lintas sektor sebagai kunci dalam menurunkan angka perokok, khususnya di kalangan anak muda.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.