Waspada! Tanda Alzheimer Muncul di Usia Muda, Kenali Gejala dan Faktor Risikonya

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, penyakit Alzheimer seringkali dikaitkan dengan usia lanjut. Namun, tahukah kamu bahwa tanda-tanda Alzheimer juga bisa muncul pada usia muda? Penting untuk mengenali gejala awalnya agar penanganan bisa dilakukan sedini mungkin. Lalu, apa saja tanda-tanda awal Alzheimer yang perlu diwaspadai pada usia muda? Apa saja faktor risikonya?

Dilansir dari berbagai sumber, Alzheimer adalah penyakit neurodegeneratif progresif yang menyebabkan penurunan fungsi kognitif, seperti daya ingat, kemampuan berpikir, dan berbahasa. Meskipun lebih umum terjadi pada lansia, Alzheimer juga bisa menyerang individu di usia 30-an, 40-an, atau 50-an. Kondisi ini dikenal sebagai Alzheimer onset dini (early-onset Alzheimer's).

Mengenali tanda-tanda awal Alzheimer pada usia muda sangat penting agar diagnosis dan penanganan dapat dilakukan lebih cepat. Dengan begitu, Sahabat Fimela dapat memperlambat perkembangan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup.

Salah satu gejala utama Alzheimer adalah gangguan memori. Ini bukan sekadar lupa sesekali, tetapi lupa akan hal-hal baru yang baru saja dibicarakan, lupa tanggal penting, atau kesulitan mengingat rute perjalanan. Seseorang mungkin juga sering lupa meletakkan barang dan mengulang pertanyaan atau cerita berulang kali.

Selain gangguan memori, penderita Alzheimer juga mengalami kesulitan berpikir dan memecahkan masalah. Mereka mungkin kesulitan berkonsentrasi, merencanakan dan menjalankan tugas, mengambil keputusan, atau memecahkan masalah sederhana. Kemampuan berbahasa juga bisa terganggu, seperti kesulitan menemukan kata yang tepat saat berbicara atau memahami percakapan.

Gangguan visuospasial juga menjadi salah satu gejala Alzheimer. Penderita mungkin kesulitan mengidentifikasi ruang dan bentuk visual, misalnya kesulitan berpakaian atau mengenali angka dan uang. Selain itu, mereka juga bisa mengalami gangguan persepsi waktu dan tempat, sering merasa bingung tentang waktu dan tempat, bahkan di tempat yang sudah familiar.

Selain gejala kognitif, Alzheimer juga dapat menyebabkan perubahan perilaku dan emosional. Penderita mungkin menjadi lebih mudah tersinggung, mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem, seperti dari gembira menjadi sedih secara tiba-tiba. Kecemasan, depresi, atau bahkan perilaku agresif juga bisa muncul.

Penderita Alzheimer cenderung menarik diri dari pergaulan sosial. Mereka mungkin menghindari interaksi sosial, kehilangan minat pada hobi yang sebelumnya disukai, dan menarik diri dari kegiatan sosial. Perubahan kepribadian juga bisa terjadi, seperti menjadi lebih mudah marah, apatis, atau menarik diri.

Perubahan-perubahan ini tentu dapat memengaruhi kualitas hidup penderita dan orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala-gejala ini sejak dini dan mencari bantuan medis jika diperlukan.

Penyebab pasti Alzheimer pada usia muda belum sepenuhnya dipahami. Namun, beberapa faktor diduga berperan. Riwayat keluarga dengan Alzheimer meningkatkan risiko terkena penyakit ini. Mutasi gen tertentu, seperti APP, PSEN1, atau PSEN2, dapat diwariskan dan meningkatkan kemungkinan terkena Alzheimer sebelum usia 65 tahun.

Demensia frontotemporal, kondisi yang menyebabkan kerusakan pada lobus frontal dan temporal otak, lebih sering terjadi pada usia muda dan dapat meningkatkan risiko Alzheimer. Faktor gaya hidup seperti kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang buruk, dan kurangnya stimulasi mental juga mungkin berperan, meskipun penelitian masih berlangsung.

Meskipun munculnya beberapa gejala di atas tidak selalu menandakan Alzheimer, Sahabat Fimela sebaiknya berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala-gejala tersebut, terutama jika gejalanya semakin memburuk atau mengganggu kehidupan sehari-hari. Diagnosis dini sangat penting untuk mendapatkan perawatan dan dukungan yang tepat.